BOYOLALI–Titik api diam di kawasan Gunung Merapi
diketahui berkurang. Sebelumnya ada sejumlah titik api yang berada di
kawah. Kini yang terlihat hanya ada satu titik api.
Hal itu
berdasarkan pantauan rutin yang dilakukan relawan Jaring Informasi
Lingkar (Jalin) Merapi, Mujiyanto, di puncak Gunung Merapi, beberapa
hari terakhir. Dari pengamatan tersebut, Mujiyono mengungkapkan
sebelumnya ada titik api di
sebelah timur kawah. Namun kini sudah tidak
ada.
“Kami menduga titik api itu tertimbun longsoran dari dinding
kawah. Sisanya titik api yang ada di barat daya, atau di bawah puncak
1948. Itu saja hanya ada satu titik api. Padahal titik api yang ada di
situ jumlahnya ada banyak,” ungkap Mujiyanto kepada wartawan di
Boyolali, Kamis (30/5/2013).
Kondisi titik api tersebut, menurut
Mujiyanto, justru membuat Gunung Merapi tetap aman. Dijelaskan dia,
titik api tersebut merupakan lubang penghubung perut bumi dengan udara
bebas sehingga akan sering terjadi hembusan gas belerang. Lantaran gas
tersebut bersuhu tinggi, sehingga di sekitar lubang itu membara seperti
api.
”Jika titik api tersumbat, justru ini yang berbahaya. Sebab,
gas sulfatara dari perut bumi tidak bisa keluar. Akan terjadi penumpukan
energi yang sangat besar. Jika energinya semakin lama semakin besar,
maka akan terjadi erupsi. Namun karena ada titik api, maka gas akan
keluar. Ini yang dinamakan dengan karakter baru Merapi. Selalu ada
hembusan gas dari puncak,” tandasnya.
Meskipun ada sedikit
perubahan kondisi di Gunung Merapi tersebut, Mujiyanto mengimbau kepada
warga yang tinggal di kawasan lereng Merapi agar tidak waswas, seiring
beredarnya kabar tentang Merapi yang belakangan simpang siur.
Sebagai
informasi, saat erupsi Gunung Merapi 2010 lalu, gunung tersebut kini
tidak memiliki kubah karena hilang. ”Yang ada sekarang adalah kawah.
Selain itu, sering terjadi semburan-semburan gas dri dalam kawah itu.
Tetapi aktivitas semburan itu justru aktivitas normal Merapi,”
terangnya.
sumber:Solopos