Siapa tak kenal salah satu kuliner di Klaten ini. Meski hanya sebuah
snack, namun panganan ini cukup ngangeni. Ya, getuk Yoko. Getuk yang
dijual di sebuah warung kecil di pinggir jalan uatam Kecamatan Ceper dan
Pedan atau sebelah selatan Balaidesa Kurung, Ceper ini, menjadi telah
langganan pencinta kuliner Tanah Air.
Rasa manis di getuk ini
sangat terasa di lidah. Selain itu, teksturnya lembut. Ada beberapa
pilihan aroma yang
ditawarkan, seperti aroma coklat dan selai gulung.
“Rasa
yang banyak disukai pembeli adalah rasa coklat. Tetapi ya itu selera
mereka masing-masing. Rasa getuk ini tak pernah berubah. Ibu mertua yang
kini masih ada selalu menjaga cita rasa getuk sehingga para pelanggan
masih dengan setia datang kemari untuk membeli getuk yang kami namai
Getuk Yoko ini,” ujar Indah, 35, pengelola warung itu kepada
Solopos.com, Jumat (22/2/2013).
Menurut Indah, usaha itu dirintis
oleh ibu mertuanya, Sujiyem, sejak 1974. Saat itu, kata dia, sang ibu
mertua menjajakan getuknya di daerah Pedan. Barulah pada 1976, warung
itu mulai menetap di lokasi yang saat ini mereka tempati.
“Kami
menyediakan pilihan paket harga dari yang termurah Rp5.000. Ada juga
paket Rp10.000 atau Rp15.000. Tetapi, kebanyakan yang datang kemari
adalah orang luar kota. Mereka penikmat kuliner yang tak berhitung
dengan uang untuk menikmati jajanan tertentu. Sekali datang, mereka
dapat menghabiskan uang sampai Rp200.000. Sehari, kami menyediakan 50 kg
singkong. Kalau hari Minggu, bisa sampai dua kali lipat,” paparnya.
Selain
orang luar kota, banyak pegawai dari instansi-instansi di Klaten yang
khusus datang ke warungnya membeli getuk. Bahkan, ujar Indah, banyak
warga Kurung yang merantau ke tempat jauh, seperti Jakarta, ketika
pulang, selalu menyempatkan diri datang ke warungnya untuk bernostalgia.
“Rasa
getuk di tempat kami membuat mereka [pelanggan] seolah kembali ke masa
lalu. Bahan dan bumbu getuk ini tak pernah diubah. Untuk menyiasati
naiknya harga bahan, biasanya kami kecilkan ukurannya, tetapi bukan
kualitasnya,” tambahnya.
Ia mengaku baru memiliki satu cabang yang
ada di Klaten kota. Sang ibu mertua, lanjutnya, masih kukuh pendirian
untuk tak mewaralabakan Getuk Yoko kepada peminat yang banyak
berdatangan ke warung tersebut.
Kades Kurung, Sarosa, mengakui
Getuk Yoko sebagai getuk dengan kualitas wahid di wilayahnya. Ia
mengapresiasi dan mendukung usaha itu sebagai ikon desa di mata
masyarakat luas.
sumber :http://www.solopos.com