SOLO – Keraton Solo mengaku tak bisa membantu biaya
pengobatan mantan sinden keraton, Jiwo Laras alias Mbah Jiwo, 80.
Alasannya, Mbah Jiwo sudah tidak bekerja lagi di Keraton Solo.
“Sudah tidak bekerja di sini, sampun leren. Dia [Mbah Jiwo]
juga tidak dikasih dana pensiun. Karena ini bukan lembaga pemerintahan,”
jelas Pengageng Sasana Wandawa Keraton
Kasunanan Solo, Kanjeng Gusti
Pangeran Haryo (KGPH) Puger.
Puger mengakui Mbah Jiwo merupakan mantan pegawai Keraton Solo yang
bertugas sebagai pesinden atau waranggana. Dirinya tidak hapal tahun
berapa Mbah Jiwo dinyatakan sudah tidak bekerja dari keraton. “Walau pun
tidak ada dana bantuan dari keraton, tapi kepedulian dari keraton pasti
ada. Tapi ya sifatnya kolektif, bukan perorangan. Artinya kalau ada
kerabat keraton yang ingin membantu pengobatan Mbah Jiwo ya silahkan,”
jelas Puger.
Kepedulian dari Keraton Solo, kata Puger, akan diberikan tatkala dari
keluarga yang bersangkutan memberitahukan kepada keraton. “Kita mau
peduli bagaimana kalau tidak ada yang memberitahu ke sini. Urusan
keraton itu sangat banyak, jadi tidak hapal satu persatu-satu,” kata
dia.
Menurut Puger, tidak ada dana untuk membantu pengobatan Mbah Jiwo
disebabkan berhentinya bantuan dana hibah dari pemerintah. Dengan
kenyataan tersebut, kata Puger, keraton tidak menganggarkan bantuan
untuk kebutuhan sosial. “Kalau dulu bisa diambil dari subsidi pemerintah
melalui dana hibah. Nah, sekarang tidak ada, mau pakai dana apa?. Kalau
pun kerabat mau membantu ya tinggal mbantu,” ujar dia.
Sementara itu, Pelaksana Humas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota
Solo, Sumartono Hadinoto, mengatakan Mbah Jiwo baru mendapatkan kamar di
RSUD Moewardi pada Senin (4/3/2013) pukul 20.00 WIB. “Karena pasien
banyak, Mbah Jiwo harus menunggu beberapa jam di rumah sakit. Apabila
Mbah Jiwo jalani rawat inap, dari pihak rumah sakit minta ada orang yang
menjaga. Akhirnya ada tenaga sukarela secara bergilir menjaga Mbah
Jiwo,” jelas Sumartono.
Sumartono sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan
dari tim medis. “Kalau memang Mbah Jiwo mengalami patah tulang ya
mungkin agak lama. Jika hanya retak pada bagian punggung, mungkin proses
penyembuhannya lebih cepat,” kata dia.
sumber :solopos.com