Selasa, 05 Maret 2013

NASIB PESINDEN KERATON: Keraton Tak Bisa Bantu Mbah Jiwo

SOLO – Keraton Solo mengaku tak bisa membantu biaya pengobatan mantan sinden keraton, Jiwo Laras alias Mbah Jiwo, 80. Alasannya, Mbah Jiwo sudah tidak bekerja lagi di Keraton Solo.
“Sudah tidak bekerja di sini, sampun leren. Dia [Mbah Jiwo] juga tidak dikasih dana pensiun. Karena ini bukan lembaga pemerintahan,” jelas Pengageng Sasana Wandawa Keraton
Kasunanan Solo, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger.
Puger mengakui Mbah Jiwo merupakan mantan pegawai Keraton Solo yang bertugas sebagai pesinden atau waranggana. Dirinya tidak hapal tahun berapa Mbah Jiwo dinyatakan sudah tidak bekerja dari keraton. “Walau pun tidak ada dana bantuan dari keraton, tapi kepedulian dari keraton pasti ada. Tapi ya sifatnya kolektif, bukan perorangan. Artinya kalau ada kerabat keraton yang ingin membantu pengobatan Mbah Jiwo ya silahkan,” jelas Puger.
Kepedulian dari Keraton Solo, kata Puger, akan diberikan tatkala dari keluarga yang bersangkutan memberitahukan kepada keraton. “Kita mau peduli bagaimana kalau tidak ada yang memberitahu ke sini. Urusan keraton itu sangat banyak, jadi tidak hapal satu persatu-satu,” kata dia.
Menurut Puger, tidak ada dana untuk membantu pengobatan Mbah Jiwo disebabkan berhentinya bantuan dana hibah dari pemerintah. Dengan kenyataan tersebut, kata Puger, keraton tidak menganggarkan bantuan untuk kebutuhan sosial. “Kalau dulu bisa diambil dari subsidi pemerintah melalui dana hibah. Nah, sekarang tidak ada, mau pakai dana apa?. Kalau pun kerabat mau membantu ya tinggal mbantu,” ujar dia.
Sementara itu, Pelaksana Humas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo, Sumartono Hadinoto, mengatakan Mbah Jiwo baru mendapatkan kamar di RSUD Moewardi pada Senin (4/3/2013) pukul 20.00 WIB. “Karena pasien banyak, Mbah Jiwo harus menunggu beberapa jam di rumah sakit. Apabila Mbah Jiwo jalani rawat inap, dari pihak rumah sakit minta ada orang yang menjaga. Akhirnya ada tenaga sukarela secara bergilir menjaga Mbah Jiwo,” jelas Sumartono.
Sumartono sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan dari tim medis. “Kalau memang Mbah Jiwo mengalami patah tulang ya mungkin agak lama. Jika hanya retak pada bagian punggung, mungkin proses penyembuhannya lebih cepat,” kata dia. 
sumber :solopos.com