KARANGANYAR–Bagi masyarakat Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar,
tentu tidak asing lagi dengan menu sop iga dan sop buntut Warung Bu Ugi
yang beralamat di Jl Lawu, Tawangmangu.
Termasuk
wisatawan yang sudah beberapa kali mengunjungi lereng Gunung Lawu di
Kecamatan Tawangmangu. Selain rasanya yang mantap, harga sop iga dan sop
buntut di Warung Bu Ugi relatif terjangkau.
Satu
porsi sop iga sapi atau sop buntut hanya dihargai Rp17.500. Jauh lebih
murah dibandingkan menu yang sama di Karanganyar kota maupun Kota
Bengawan. Tak pelak usaha yang telah dijalankan Bu Ugi atau pemilik nama
lengkap Ny Jami selama lebih 20 tahun, tetap eksis.
Sejumlah pengunjung warung yang ditemui Solopos.com
pun merasa puas dengan menu kreasi Bu Ugi. Seperti disampaikan Nanang,
warga Laweyan, Solo. Menurutnya rasa sop buatan Bu Ugi mantap. Apalagi
dinikmati di lingkungan berhawa dingin seperti lereng Lawu.
Bapak
dua anak itu berencana kembali menikmati sop iga buatan Bu Ugi bersama
keluarga di lain waktu. Penuturan senada disampaikan Eko, warga Jogja.
Lajang yang kini tinggal di Karanganyar itu mengaku sudah beberapa kali
menikmati sop buatan Bu Ugi.
“Dari segi rasa
sebenarnya tidak terlalu spesial. Tapi karena lokasi warungnya berada di
daerah berhawa dingin sehingga terasa spesial. Apalagi porsi sop Bu Ugi
relatif lebih banyak dibandingkan menu yang sama di lain tempat,”
ungkapnya saat ditemui Solopos.com.
Bu Ugi
atau Ny Jami mengakui menu sop iga maupun sop buntut buatannya tidak
menggunakan bumbu rahasia. Cara memasak dan menyajikannya pun sama
dengan sop iga kebanyakan. Namun dia selalu menjaga kebersihan masakan
maupun warung demi kenyamanan pembeli.
Ditambah dengan pelayanan yang mengutamakan sopan santun, diharapkan mampu memikat hati pembeli. “Bumbunya cuma bawang dicemplungke dengan merica. Cara masaknya biasa saja. Tapi saya selalu mengutamakan kebersihan tempat dan pelayanan,” akunya.
Omzet
sop iga maupun sop buntut Bu Ugi bisa mencapai 150 porsi saat hari
libur. Perempuan berumur 83 tahun tersebut mengungkapkan, sebelumnya
Presiden Soekarno, Soeharto dan Abdurrahman Wahid, pernah mencicipi menu
masakannya. “Awalnya saya sajikan menu pecel, tapi lambat laun sop
buntur dan iga jadi menu utama,” tukasnya.
sumber :http://www.solopos.com