Karanganyar, Sabtu (09/03/2013)
Kerajinan pembuatan gamelan merupakan salah satu sektor industri
kecil yang sedikit jumlahnya karena dituntut keahlian, ketelitian,
keuletan atau bahkan bakat turunan. Seperti yang dilakukan oleh
Haryanto. Dia telah menekuni pengrajin gamelan sejak 1997, meneruskan
usaha dari orang tuanya.
Dengan ketekunan dan keuletannya, usaha yang berada di
Jalan
Karanganyar-Mojogedang itu berkembang pesat, bahkan pesanan datang dari
luar jawa, yakni Medan dan Lampung.
“Para pemesan gamelan biasanya dari dalang, sekolahan, kantor, dan
juga perorangan,” jelas bapak dua anak itu, beberapa waktu lalu.
Untuk pembuatan satu set gamelan yang berupa kendang, rebab, demung, saron, peking, slenthem. Selain itu juga bonang, kenong, kethuk, gambang, gender, sinter, kempul, suling, dan gong bisa memakan waktu satu bulan.
Harganya pun bervariasi, sesuai bahan pembuatan. Jika terbuat dari
besi kuningan seperangkat gamelan bisa mencapai Rp 50 juta sampai Rp 150
juta. Kemudian untuk yang terbuat dari besi sebesar Rp 80 juta.
“Pada dua bulan terakhir ini, kami mendapatkan pesanan sebanyak 10 set perangkat gamelan,” jelasnya.
Dengan dibantu delapan karyawan, Haryanto sanggup menyelesaikan
pesanan-pesanan gamelan tersebut dengan baik. Setelah selesai
pembuatannya, dia mengirimkan alat musik Jawa itu dengan truk besar ke
pemesan.
Soal pendanaan, tentunya dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Lihat
saja berapa harga kuningan dan sejumlah bahan baku pembuatan gamelan.
Guna mencukupi kebutuhan itu pihaknya tidak hanya mengandalkan uang
pribadi, melainkan pinjaman dengan bunga lunak di bank. Dari situlah,
usaha itu tetap berjalan dan semakin berkembang.pd