Ada satu jenis makanan yang selalu tersedia saat merayakan Cap Go Meh
(lima belas hari setelah Imlek) bagi orang-orang Tionghoa Indonesia
yaitu lontong Cap Go Meh.
Berburu lontong Cap Go Meh saat ini
bukan hal yang sulit. Di beberapa tempat di wilayah Jl Abdul Muis Solo
dan Jl Sutan Syahrir Solo, Anda gampang menemukannya. Di Lontong Opor
Gladag, Jl Abdul Muis 5, Setabelan, Solo, Selasa (19/2), Espos memesan satu porsi.
Tak
lama kemudian, satu piring lontong Cap Go Meh tersaji. Aroma gurih
santan langsung tercium. Begitu dicicipi, rasa gurih dan nikmat langsung
terasa. Sepiring lontong Cap Go Meh itu benar-benar mantap! Harganya
Rp13.000/porsi.
Begitu juga saat Espos menuju ke Warung Lontong Cap Go Meh Ny Liem di Jl Sutan Syahrir 57/59 Solo. Lontong di tempat itu benar-benar hao jek alias mantap! Satu porsi lontong seharga Rp17.500.
Pengelola
Warung Lontong Opor Gladag, Soegijarto, 50, menuturkan lontong Cap Go
Meh hanya disajikan pada momen Imlek. Dia menyebutkan awalnya warungnya
berada di kawasan Gladag. Karena ada pelebaran jalan, akhirnya warung
itu pindah ke di Jl Abdul Muis. Pada hari biasa, warung ini buka pada
pukul 07.30-19.00 WIB, khusus Minggu pukul 07.30-16.00 WIB.
Soegijarto
menyebut warung itu dikelola secara turun-temurun sejak neneknya. Dia
berjualan di Jl Abdul Muis sejak 2.000-an. Pada momen Imlek ini, menu
tersebut mulai dipasarkan sejak Senin (11/2).
“Puncaknya nanti
tanggal 24 Februari. Sudah banyak orang yang pesan untuk penutupan Imlek
itu. Sekitar 500 porsi. Pesanan itu ada yang untuk keluarga maupun
kantor,” ujar Soegijarto.
Ada beberapa perbedaan antara lontong
opor biasa dan lontong Cap Go Meh. Dari kuahnya, lontong opor biasa
berwarna kuning sedangkan lontong Cap Go Meh warnanya agak kecokelatan.
“Lontong
Cap Go Meh ada tambahan serundeng [kelapa parut yang disangrai] dan
bubuk kedelai tawar. Kami berusaha menjaga kualitas dan rasa. Biasanya,
saat siang, lontong Cap Go Meh sudah habis,” lanjut Soegijarto.
Pemilik
Warung Lontong Cap Go Meh Ny Liem, Liem Yoe Gie, 59, sudah berjualan
lontong itu sekitar 20 tahun. Resep masakannya merupakan peninggalan
dari orangtuanya. Dia berjualan saat Imlek datang. Warungnya melayani
pembeli pada pukul 07.30 WIB-20.30 WIB. Pada hari biasa, dia berjualan
timbangan.
“Sabtu dan Minggu besok pasti ramai sekali pembelinya,” kata Ny Liem.
Ny Liem menggunakan daging ayam kampung dan kuahnya berwarna cokelat. Tambahan lainnya berupa docang dan bubuk kedelai.
“Saya
merupakan generasi ketiga. Lontong Cap Go Meh dijual hanya saat Imlek.
Meski demikian, kami tetap menerima pesanan di luar Imlek, minimal untuk
50 porsi,” ujar Ny Liem.
sumber:http://www.solopos.com